Halo semuanya. Alhamdulillah ada kekuatan lagi untuk membuka dan menulis di blog ini. Kalau pekan ini saya tidak setor tulisan, wah saya bisa dikick dong dari komunitas menulis #1minggu1cerita. Lantas kemana saja sih 5 pekan kemarin? Alasan klasik: sibuk :P (Sibuk apa atuh, Naaaa.)
Sekarang saya ingin bercerita tentang Dinara (lagi). Kalau sudah menyangkut anak, tidak ada habis-habisnya ya untuk diceritakan hehehe. Ini bermula dari kolega saya (K) yang bertanya tentang Bahasa apa yang saya gunakan selama saya berkomunikasi dengan Dinara. Tentu saja saya (S) jawab Bahasa Indonesia.
(K) : “bagaimana Bahasa Belandanya? Apakah lancar?”
(S): “Duh, dia sih udah seperti native saja sekarang. Bahasa Inggrisnya juga lancar, malah pronouncationnya lebih bagus dari orangtuanya.”
K :”Apa? Anak kamu bisa Bahasa Inggris juga? Kamu bicara Bahasa Inggris juga sama Dinara?”
S: “ya kadang-kadang sih. “
K:” Bagaimana caranya anakmu bisa tiga bahasa seperti itu?”
Saya awalnya tidak ada niatan dan bahkan pemaksaan sama sekali kalau Dinara harus bisa bicara tiga Bahasa : Indonesia, Inggris dan Belanda. Namun, yang baru saya sadari adalah saya menerapkan sebuah kekonsistenan yang berimplikasi cukup besar pada komunikasi Dinara.
Gambar diambil dari sini |
Di rumah saya dan suami menggunakan Bahasa Indonesia dan hampir tidak pernah menggunakan Bahasa Inggris kecuali kalau sedang berbicara di telepon atau berlatih untuk presentasi hehehe. Saat Dinara berumur 7 bulan, saya mulai memaparkan Dinara pada film-film kartun yang ada di Youtube. Pada mulanya sih lagu-lagu anak-anak yang berbahasa Inggris, channel yang dulu ditonton Dinara adalah Hooplakidz dan Little Baby Bum.
Alhamdulillah, sejak kecil Dinara sering dibacakan buku cerita. Saya membeli buku anak-anak di bookenfestijn karena harganya cukup murah. Tapi kalau sekarang saya meminjamnya saja dari perpustakaan terdekat J Khusus untuk buku yang berbahasa Belanda, saya coba ceritakan dengan Bahasa Indonesia. Pronouncation Bahasa Belanda saya masih belum baik sehingga saya khawatir memberikan contoh yang tidak baik :) Saya cari buku yang bergambar supaya saya bisa berimprovisasi hehehehe..
Dinara terpapar Bahasa Belanda secara rutin sejak Dinara umur 5 bulan. Saya memang tidak memilihkan daycare yang berbahasa Inggris. Alasannya kala itu simple saja: dekat dari kampus 😊 Sempat ada shock moment ketika Dinara berumur 9 bulanan, guru di Daycare sempat bertanya kepada saya :
"Mengapa Dinara terlihat diam saja ya? Apakah Dinara juga diam di rumah? Karena teman-teman seusianya sudah mulai berbicara sedikit-sedikit."
Tentu saja saya agak kaget karena Dinara di rumah cukup bawel. Saya berkata pada penjaga di Daycare, mungkin Dinara butuh waktu untuk mengerti karena sekarang Dinara terpapar tiga Bahasa. Alhamdulillah, ketika Dinara berumur 1 tahun, guru di Daycare tidak mengeluhkan itu lagi bahkan Dinara sudah sangat baik berkomunikasi dengan teman-teman yang lain. Oh iya, saat Dinara kecil, kami tidak pernah meng-iya-kan perkataan bahasa bayi kepada Dinara. Misalnya, Dinara bilang “itu, kaaak-kaakk" yang maksudnya adalah burung. Namun, kami tidak pernah meng-iya-kan itu. Kami balas dengan “iya sayang, burung ya.” Sehingga Dinara tahu kalau itu bukan “kak-kak”, tapi burung J Kosakatanya pun bertambah dengan cepat. Di usianya yang masih 2 tahun, Dinara sudah bisa berbicara dengan sangat jelas dan membuat kalimat.
Konsistensi kami menggunakan bahasa Indonesia di rumah, bahasa Inggris (juga bahasa Indonesia) pada tontonannya dan bahasa Belanda di sekolahnya terus berlanjut hingga Dinara berumur hampir 5 tahun sekarang. Saya memang membatasi screen time Dinara, namun saya sangat senang kalau screen time ini berbuah baik apalagi untuk bahasanya (hanya tontonan saja, saya tidak pernah memberikan games). Sekarang kalau Dinara sedang monolog bermain, pasti dengan main berbahasa Inggris. Ceritanya seperti di channel Ryan's Toy Review atau Blippi hehehhe.. Dia juga tahu siapa-siapa orang yang bisa dia ajak berbahasa Indonesia, Inggris dan Belanda. Dengan saya, Dinara tidak mau bicara bahasa Belanda (apalagi dengan neneknya) hehehe.. Alhamdulillah, rutinitas bedtime stories berlanjut hingga sekarang. Pasti saja sebelum tidur Dinara selalu meminta untuk dibacakan cerita :)
Bed time stories, December 2016 |
Di Perpustakaan, April 2018. Photo Credit : Elly Reuter |
Selain dari tontonan dan bacaan, kadang kami selipi tambahan kosakata baru ketika bermain. Misalnya ketika kami bermain memory cards. Di sela-sela saya tanyakan ke Dinara "itu gambar apa, Neng? Bahasa Inggrisnya apa ya..." Lucunya saat kami bermain memory cards tema kendaraan. Ada beberapa kata Indonesia yang panjang, namun di Bahasa Inggris atau Belanda cukup singkat. Misalnya kata Firetruck. Bahasa Belandanya? Brandweer. Bahasa Indonesianya? Mobil Pemadam Kebakaran. Nah lho! Kemi bertiga akhirnya tertawa hehehe..
Main Memory Card Games |
Hal lain yang cukup menggemaskan adalah kalimatnya. Pada awalnya kadang Dinara suka menterjemahkan secara kata per kata. Misalnya : Tas merah. Karena dalam bahasa Inggris Red Bag (dan dalam bahasa Belanda Rode Tas), maka.dia dia bilang "Merah Tas" dalam bahasa Indonesia. Hehehe, terbalik ya susunan menerangkan-diterangkan nya :D Ketika menyebutkan nama buah juga lucu sekali.
Dinara : "Ibu, ini kan buah melon air".
Saya: "Melon air?"
Lalu dua detik kemudian saya baru ngeh, oooh iya betul watermelon, Neng.. bahasa Indonesianya semangka J
Mudah-mudahan Dinara tetap fasih berbahasa Inggris dan Belanda sampai besar nanti dan semoga Dinara nanti bisa mendapat score IELTS yang tinggi ya biar bisa kuliah di Oxford aamiin (bawa Ibu ke UK ya Neng, Ibu belum pernah kesana.:D ).
Rekomendasi bacaan:
Rekomendasi bacaan:
Waah kereen Mbak.. anak jadi paham harus menggunakan bahasa yang mana jika berinteraksi dengan orang berbeda. Dan mungkin karena dari kecil, dia jadi bisa menyerap kata-katanya dengan lebih mudah ya..
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih Mbak.. Mohon doanya ya Mbak semoga Dinara bisa terus fasih sampai besar nanti, aamiin.
DeleteTerimakasih sudah berkunjung kesini :) Jadi terharu nih dikunjungi sama blogger favorit :')
Salam,
Amalina
MasyaAllah..keren mbak, Hai Dinara....salam kenal ya dari tante :)
ReplyDeleteMasya Alloh Alhamdulillah Mbak :') Sudah disampaikan salamnya, kata Dinara "Halo tante, salam kenal! :)"
Deleteterimakasih sudah berkunjung kesini ya Mbak :)
Salam,
Amalina