Assalamualaikum!
Setelah sebelumnya saya menuliskan tentang persiapan keberangkatan dan pengalaman selama di Madinah, akhirnya in sya Alloh ini akan menjadi postingan terakhir dan mungkin yang utama tentang umroh dengan balita.
Bismillahirrahmaanirrahim, semoga Alloh menjaga niat saya menuliskan ini semata-mata hanya karena ingin merekap pengalaman saya dua bulan kemarin untuk referensi saya ke depan dan mudah-mudahan bermanfaat juga untuk teman-teman yang membacanya. OK, langsung saja ya :)
1. Berihram dan Perjalanan ke Mekkah
Siang itu setelah Dzuhur di Masjid Nabawi, kami bersiap untuk meninggalkan hotel Hayatt Madinah. Kami sudah berpakaian ihram dan naik bis rombongan menuju Masjid Bir Ali untuk mengambil niat umroh. Kira-kira dalam waktu 20-30 menit dari Madinah kami sudah tiba di Masjid Bir Ali. Kemudian, rombongan dibagi dua menjadi rombongan jamaah laki-laki dan rombongan jamaah perempuan untuk sholat sunnah dua rakaat. Disana banyak sekali jamaah namun cenderung lebih tertib. Hanya saja, antrian untuk ke toilet sangat panjang. Harus sabar :)
Tips #1 Pilihlah toilet jongkok karena cenderung antriannya tidak sepanjang antrian toilet duduk.
Masjid Bir Ali (gambar dari sini) |
Setelah sholat dua rakaat, kami menuju bis dan kami melafadzkan niat umroh yang dilanjutkan dengan melantunkan kalimat tabliyah.
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak"
Ma sya Alloh Allohu akbar.. Saya tak tahan menahan air mata.. It's getting real, gumam saya dalam hati. Para jamaah laki-laki secara bergantian melantunkannya lewat microphone di bis. Lantunannya cukup keras dan speaker bisnya berada tepat di atas kepala kami. Namun.. Saya tambah terharu melihat Dinara yang senang dan tidak menangis! Seperti yang pernah saya ceritakan disini kalau Dinara paling tidak tahan dengan suara keras. Jangankan suara sirkus, Dinara bahkan pernah menangis keras di masjid di Amsterdam karena lantangnya suara adzan dan suara imam.
Masya Alloh, Allohuakbar, Alhamdulillah.. ketika itu Dinara bahkan mengikuti kalimat talbiyah dan sempat tertidur pulas saat perjalanan. Meleberlah air mata saya.. Ampuni hamba yang sudah khawatir berlebihan sebelum berangkat, Ya Alloh.. :') Dinara adalah makhluk ciptaan Alloh, dalam genggaman Alloh, sungguh tentu saja tidak sulit bagi Alloh untuk membolak-balikkan keinginan dan moodnya.
Selama perjalanan, kami berhenti di sebuah rest area untuk sholat Maghrib dan membeli makan. Lagi-lagi saya membeli makan di Al Baik 😃dan memesan Chicken Nugget Menu supaya bisa dimakan di bis karena saat itu Dinara tertidur pulas.
Menu Chicken Nugget Al Baik (gambar dari sini) |
Kami menghabiskan waktu hingga 2 jam di rest area karena menunggu jamaah yang lain sehingga kami baru sampai di hotel Al-Shohada Mekkah pukul 22.30. Kami mengambil bagasi dari bis dan check in dan Dinara masih tertidur lelap. Sementara itu rombongan pergi umroh pukul 00.30. Hmm.. Akhirnya kami memutuskan untuk ikut istirahat sambil menunggu Dinara bangun dan tidak pergi bersama rombongan.
2. Tawaf, Sa'i dan Tahalul
Kami pergi umroh bertiga saja waktu Dhuha esok harinya dengan bekal buku catatan manasik, buku catatan doa dan buku saku (terimakasih banyak ya teh Monik buku sakunya, kepake banget 😊) Setelah sarapan, kami siap berangkat untuk umroh. Dinara ceria sekali, "mau lihat Ka'bah" katanya.
Bismillah, siap berangkat |
Sebelum berangkat, kami bingung antara mau bawa stoller atau tidak karena kami tidak tahu dimana tempat untuk menyimpan stroler disana. Lalu kami memutuskan Dinara menggunakan kursi roda karena berdasarkan pengalaman-pengalamam teman-teman yang juga umroh dengan balita, mereka menggunakan kursi roda untuk anaknya saat Tawaf dan Sa'i (terimakasih sarannya ya, Jazakumulloh khoiron..)
Kami bertanya ke respsionis apakah pihak hotel menyediakan kursi roda untuk dipinjam sementara. Sebenarnya ini iseng-iseng berhadiah saja sih, kalau ada ya syukur, kalau tidak ada ya tidak apa-apa. Masya Alloh Alhamdulilah.. ada yang mewakafkan yang kursi roda dan disimpan di resepsionis hotel sehingga kami tidak perlu menyewanya. Kami pergi ke Masjdiil Haram dari hotel kira-kira membutuhkan waktu 20 menit berjalan kaki. Oh iya, pintu masuknya khusus ke lantai 1 ya karena itu jalan khusus untuk jamaah berkursi roda.
Jalan masuk jamaah berkursi roda di Masjidil Haram |
Momen yang paling mengharukan adalah melihat Ka'bah pertama kali, begitu magical.. Selama ini sholat menghadap Ka'bah dan saat itu Ka'bah ada di depan mata. Saya dan suami tak bisa menahan air mata haru :') Setelah berdoa, kami memulai ibadah tawaf. Di lantai 1, untuk 1 putaran tawaf kira-kira membutuhkan waktu 15 menit (dengan kecepatan jalan santai). Tempat dimulainya tawaf ditandai dengan adanya lampu hijau dan ada papan pengumuman yang bertuliskan "Tawaf starts here". Kami membutuhkan waktu 1,5 jam untuk menyelesaikan 7 putaran tawaf.
Kemudian, kami lanjutkan dengan Sa'i. Letaknya dekat sekali dari tempat tawaf. Ada tulisan "to Masa'a" di lantai yang sama. Ikuti saja arahnya. Kami melakukannya di jalur khusus untuk yang mengunakan kursi roda. Alhamdulillah berjalan dengan tertib dan lancar.. Kami selesai umroh pukul 11.30 dan langsung siap-siap untuk sholat Dzuhur berjamaah.
Sesaat selesai Sa'i |
Setelah selesai sholat Dzuhur, kami cari barbershop di luar mesjid. Rata-rata harganya 10 Riyal untuk rambut botak hehe. Setelah tahalul, selesai sudah ibadah Umroh, Alhamdulillah berjalan dengan lancar.. :')
Baca juga : Umroh dengan Balita : Persiapan dan Packing List
3. Tawaf Sunnah dan Sholat Berjamaah di Masjidil Haram
Alhamdulillah, setelah ibadah umroh, di hari-hari berikutnya kami sempat sholat berjamaah di Masjidil Haram. Kami tidak menggunakan kursi roda lagi karena kami menemukan tempat parkir untuk stroller yaitu di sebelah kiri dan kanan pintu gerbang no 1 King Abdul Aziz Gate. Jangan taruh stroller sembarangan ya karena (katanya) suka ada sweeping. Saya pernah mendengar beberapa cerita tentang kehilangan stroller di Masjidil Haram. Mungkin itu bukan hilang tapi menyimpan di tempat yang salah sehingga disweeping sama petugas karena kan butuh tempat untuk tempat sholat banyak jamaah :)
Tempat Parkir Stroller Masjidil Haram |
Karena Masjdiil Haram besar sekali, saya merekomendasikan teman-teman untuk mengunjungi blog ini : Navigate thru Masjidil Haram supaya ada bayangan tentang kondisi disana.
Tips #2 Untuk sholat berjamaah di Masjidil Haram, kurang lebihnya sama seperti di Masjid Nabawi. Kami mencari tempat sholat untuk saya atau mencari meeting point dulu, lalu setelah sholat kami janjian disitu. Setelah sholat Maghrib, kami menunggu Isya, bisa diam di masjid atau jalan-jalan ke Clock tower karena ada mall disana supaya sekalian mencari makan malam hehehe. Untuk sholat Maghrib dan Isya, Dinara suka sekali sholat di lantai paling atas karena cenderung tidak penuh. Karena spacenya luas jadi bisa lari-lari deh dan banyak anak kecil juga, nambah teman deh 😏 Kalau waktu Dzuhur dan Ashar lumayan terik sehingga kami memilih untuk sholat di dalam masjid.
Lantai 4 Masjidil Haram |
"Ibu, aku senang disini.." |
Alhamdulillah kami juga sempat mengerjakan tawaf sunnah. Beberapa kali Dinara ikut namun ada juga saat Dinara tidak diajak karena kecapekan, sehingga jadinya kami gantian lagi deh hehe (seperti tag team saja ya). Kami tawaf di lantai paling bawah (dekat dengan Ka'bah). Untuk menuju kesana harus melewati gerbang no 94 dan ada lagi gerbang no berapa ya aduh maaf saya lupa, namun lokasinya sebelah kiri gerbang King Abdul Aziz Gate. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di link ini (it's not my vlog haha, I found it and I think it's very useful so I put it here). Saat kami bertiga tawaf di bawah Alhamdulillah Dinara bisa menyelesaikan 2 putaran tawaf. Setelah itu, Dinara digendong Suami. Karena tawafnya di dekat Ka'bah, tentu jaraknya jadi lebih pendek sehingga kami hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk menyelesaikannya. Namun jika hari Jumat, ma sya Alloh, jamaahnya lebih banyak dan padat sehingga kami membutuhkan waktu 1 jam.
Setelah selesai tawaf, minum air zam-zam dulu |
3. Ziarah di Mekkah.
Rasanya tidak lengkap jika sudah pergi ke Mekkah namun tidak melakukan ziarah. Sayangnya travel yang kami ikuti tidak ada agenda untuk ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Mekkah. Akhirnya kami menggunakan taxi kenalan dari teman. Supir taksinya berasal dari Pakistan, namanya Pak Rahmat. Beliau bisa berbahasa Inggris dan bersedia untuk memandu kami ke tempat-tempat berikut.
Di Jabal Nur lokasi Gua Hiro |
Di Jabal Tsur |
Di Jabal Tsur |
Di Jabal Rohmah |
Di Jabal Rohmah |
Di Depan Tempat Lempar Jumrah |
Di Mina |
Saya merasa dengan menggunakan taxi menjadi lebih fleksibel karena tidak usah saling tungggu, apalagi kalau sambil membawa balita yang kadang "cepat bosan" 😈 Kami tidak terlalu berlama-lama di setiap tempat ziarah, paling lama 10-15 menit. Pak Rahmat juga sangat ramah dan mampu menjelaskan juga tentang sejarah tempat yang kami kunjungi. Kami puas dengan pelayanannya dan harganya sangat affordable. Apabila teman-teman berminat menggunakan jasanya, silahkan kontak saya via e-mail, nanti akan saya beri nomor kontak Whatsapp Pak Rahmat.
Rindu Baitulloh :') |
Ada foto bertiga yang gak selfie hehehe Alhamdulillah ada jamaah yang berbaik hati menawarkan diri untuk memotret kami.. Jazakalloh khoiron :) |
Alhamdulillah, atas rahmatNya selesai juga tulisan ini. Semoga Alloh mengundang kita semua untuk berkunjung kesana (lagi) bersama dengan keluarga dan orang-orang tercinta, aamiin.. Semoga pengalaman dan tips-tips di atas bisa bermanfaat dan dapat membantu teman-teman ya :)
Makasi sis, artikel ini sangat membantu sekali terutama bagi jamaah yang baru pertama kali ingin umroh, apalagi ditambah dengan pengalaman uniknya..semoga menjadi haji yang mabrur...
ReplyDeleteAamiin.. Semoga pengalaman kami bisa menjadi manfaat untuk yang lain :) Terimakasih telah mampir ke blog ini.
DeleteSalam,
Amalina
Thank you udah ngasih tau letak penitipan strolle.. Udah ga galau jadinya mau bawa atau engga, btw ini kalo tanya ke petugasnya tau kan ya letak penitipan ini? Dan apa ini bayar?
ReplyDeleteSama-sama Mbak Mirna :)
ReplyDeleteTempatnya tepat di sebelah kanan dan kiri gerbang utama Masjidil Haram (pintu no 1 King Abdul Aziz Gate) dan mudah ditemukan. Tempat parkir ini tidak dikenakan biaya Mbak, hanya saja memang ini tidak seperti tempat penitipan barang pada umumnya (tidak ada penjaga yang berdiam disitu). Pengalaman saya dulu Alhamdulillah aman-aman saja dan tidak ada barang yang hilang.
Semoga segala persiapan dan ibadahnya lancar ya Mbak, aamiin :)
Salam,
Amalina