beberapa pekan kemarin membuat saya ngos-ngosan. Kalau sudah dikejar sama yang bertanda kutip ya begini deh. Bolos dari kegiatan pekanan saya di Pengajian Anak (maafkaan), cancel les biola dua pertemuan berturut-turut, ngelab sampai malam hampir setiap hari yang disambil submit lamaran kerja juga.
Dan hari itu pun tiba, Kamis jam 12 siang. Saatnya meeting dengan sang Bapak, saya berdoa dan juga meminta doa kepada orangtua saya semoga hasilnya lancar. Alhamdulillah atas karuniaNya, dapat acc dari sang Bapak to wrap all this up. Sang Bapak ini baik banget juga ya kalau saya ingat-ingat kebaikannya :) (maklumi saja ke-direct-annya ya Na da orang Belanda mah gitu hehe) Ngomong-ngomong soal ke-direct-an orang Belanda, ada artikel dari kampus lho yang ngebahas itu, bisa dilihat disini ya hehe : When Dutch 'directness' hurts
Terimakasih ya Alloh saya punya kolega yang baik, yang sangat mensupport saya, yang sempat mengetuk pintu ruangan saya dan menanyakan bagaimana keadaan saya setelah hari Kamis jam 12 dan kemudian memeluk saya.
Terimakasih ya Alloh saya punya kolega yang baik, yang memberi saya coklat bentuk telur dan membantu saya membuat bar plot dengan software Origin dan mesupport saya.
Terimakasih ya Alloh, saat saya pulang ke rumah, anak berkata "Ibu, capek ya? sini bu mau diakeup sama aku? mau ya." (akeup = tangkeup, bahasa Sunda, artinya peluk). Ma sya Alloh..
Terimakasih ya Alloh, atas suami yang supportif walapun saya tahu suami saya juga punya pressure yang sama, namun dia kok piawai sekali ya menyembunyikan itu demi istrinya :')
gambar dari sini |
Deep breath, weekend ini saatnya me time! Kalau umpama laptop mah ceritanya saya mau direset dulu sebelum ke pertarungan selanjutnya.
Let's say Alhamdulillaah...
Tuh kan kalau sudah ditulis mah.. see? Alloh Maha Baik kan, Na? :')