Di masa karantina seperti ini, tak dapat dipungkiri ada rasa bosan menyapa. Tentu perlu hiburan dong supaya tetap happy 😊 Siapa disini yang nonton drakor juga as a coping mechanism? Boleh lho share di kolom komentar ☺️
Saya sudah lama ga nonton drakor, kayanya drakor terakhir yang ditonton adalah Sky Castle deh 🙈. Kali ini, drakor yang menarik perhatian saya adalah Hi Bye, Mama! Trailernya menghampiri di timeline Youtube dan saya langsung tertarik untuk menontonnya. Saya mulai menonton drakor ini saat drakor ini selesai tayang. Yowes bisa marathon deh nontonnya, tentunya saat baby A tidur siang, saya cicil 1 episode per hari 😉
Gambar diambil dari sini |
Sinopsis
Drama ini menceritakan kisah seorang Ibu bernama Cha Yu-Ri yang menjadi hantu kemudian hidup kembali selama 49 hari. Cha Yu-Ri bisa hidup kembali seutuhnya asal dia bisa menemukan tempatnya di dunia sebagai istri dan ibu dari anaknya. Sayangnya, suaminya kini telah menikah lagi. Akan kah Cha Yu Ri bisa menemukan kembali tempatnya di dunia?
Tanggapan saya tentang drakor ini adalah... Drakor ini mengandung bawang merah dan bawang bombay! 😭Drama ini pas banget buat yang suka dengan cerita yang mengharu-biru :') Semua karakter di drama ini baik, malah terlalu baik sampai-sampai lupa memikirkan diri sendiri atau malah menyalahkan diri sendiri atas suatu kejadian padahal itu bukan salahnya.
Setelah selesai menonton drakor ini, banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik, terutama tentang keluarga, persahabatan dan perpisahan. Namun setidaknya ada tiga yang sangat membekas pada diri saya.
1. Appreciate every single moment of our lives
Spoiler alert. Saat Yu-Ri makan banyak sekali di hotel dan menikmati makanan tersebut dengan wow (saya sampai kabita sama makanannya), saya jadi terpikir apakah saya sudah bersyukur akan makanan yang bisa saya makan hari ini dan hari-hari sebelumnya? Apakah saya sudah bersyukur atas segarnya udara yang saya hirup, nikmatnya air dingin, dan hangatnya bersama-sama dengan keluarga saat ini? 😔
"If I had known that the next day would not arrive again, I wouldn't have let each precious day just pass idly. If I had known the time given to us was this short, I would have treasured every insignificant moment." Cha Yu-Ri
2. Live your life to the fullest
Belajar dari kisah Yu-Ri dan Kang-Hwa, ada beberapa hal yang mereka sepelekan ketika mereka masih bersama. Sudah tiada baru terasa. jleb. Saya jadi merenung, saya sudah jadi istri yang baik belum ya untuk suami?
Sungguh sedih melihat Cha Yu-Ri memiliki perasaan "if I could turn back time, I would do it differently". Ini juga jadi pengingat buat saya. Apa yang bisa dikerjakan hari ini, lakukanlah dengan penuh kesadaran. Karena siapa yang tahu hari esok akan datang?
Everyone who is alive is like that. They think more about tomorrow than today. That's why they have a lot of troubles, sigh a lot and regret a lot too. If they thought they would just lived another day like you, there is no need to worry about everything.
3. This kdrama made me want to tell all my loved ones how important they are to me.
Di drama ini terlihat jelas besarnya cinta dan kasih sayang keluarga Yu-ri, membuat hati ini 💔 saat Yu-Ri pergi. Kasih sayang Yu-Ri kepada putrinya Seo-Woo benar-benar sampai pada titik dimana Yu-Ri rela berkorban demi kebahagiaan anaknya.
Dan lagi-lagi, termenung lah diri ini. Apakah saya sudah menjadi Ibu yang baik untuk anak-anak? Apakah saya nantinya akan diingat sebagai Ibu yang penyayang, atau malah sebaliknya? Tentu tidak ada Ibu yang tidak menyayangi anaknya, namun apakah kenangan manis yang saya torehkan untuk anak-anak cukup untuk membuat saya diingat sebagai Ibu yang sangat menyayangi anak-anak? *clak air mata netes kan...*
Overall, setelah menonton kdrama Hi Bye, Mama! ini, saya seperti diberikan kesempatan untuk merefleksikan kembali diri ini dalam hidup, seperti diingatkan kembali. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi diri ketika lengah 😊
I know it is fictious, but thank you Cha Yu-Ri for your story. I would like to have a life with no regrets and one that's spent with my loved ones.
Jakarta, 15 Juni 2020
Amalina